Langsung ke konten utama

5 Alat Penerangan Jadul & Kreatif yang Biasa Dipakai Malam Hari


Siapa sih yang tidak kesal kalau kamu sedang enak-enaknya nonton atau belajar tiba-tiba lampu di seluruh ruangan padam secara serempak? Pasti sebagian besar dari kamu akan marah-marah dan menyalahkan petugas PLN karena dengan enaknya melakukan pemadaman listrik tanpa basa-basi. Sebagiannya lagi biasanya akan lari ke luar rumah lalu berteriak kencang-kencang sembari memukul-mukul benda-benda terdekat untuk mencari perhatian.

Ketika mati lampu, orang-orang di jaman sekarang bisa dengan mudah mengatasinya hanya dengan menekan satu tombol melalui ponsel pintarnya. Berbeda dengan orang-orang jaman dulu yang selalu saja kreatif menciptakan alat-alat untuk penerangan ketika malam hari tiba.

Apa saja sih alat-alat penerangan jaman dulu yang biasa digunakan ketika malam hari? Ini dia 5 alat penerangan jadul yang sangat berguna dan menjadi penolong ketika kegelapan mulai menguasai malam.1. Kapas dan minyak sayur

Ini adalah alat paling sederhana untuk menciptakan penerangan dengan cepat. Cukup dengan menyediakan kapas dan minyak sayur, kamu sudah bisa membuat penerangan awet yang mudah dan murah. Piring kecil (tatakan gelas) diisi minyak secukupnya dan diberi kapas yang dililit di tengahnya. Ujung lilitan kapas yang tidak tercelup minyak dinyalakan dengan menggunakan korek api. Nyala api yang biasa digunakan untuk penerangan dengan cara ini biasanya akan bertahan lama hingga beberapa jam.2. Petromaks

Jaman dulu, hanya orang-orang dari kalangan menengah ke atas yang memiliki petromaks. Cahaya yang dikeluarkan dari petromaks biasanya akan terang benderang dan terkadang membuat silau pandangan jika dilihat dari dekat. Cara menyalakan petromaks hanya dengan melakukan pompa secara manual pada tuas di bagian bawah petromaks. Semakin besar tekanan pompa, maka akan semakin besar pula cahaya yang dikeluarkannya.3. Dian atau semprongan (cemprong)

Lampu dian biasa disebut sebagai semprongan atau cemprong. Semprongan biasanya berbentuk wadah dengan penutup api kaca yang berbentuk bulat memanjang ke atas. Wadah sebagai tempat minyak tanah digunakan sebagai bahan bakarnya. Sumbu yang menghubungkan minyak tanah dengan ujung sumbu akan membuat penerangan menjadi lebih jelas. Untuk menyalakannya, cukup buka penutup kaca dan tutup kembali jika sudah menyala.

Yang lucu, ketika menggunakan semprongan, hidung orang-orang yang berada di dekatnya biasanya akan berwarna hitam karena asap yang dikeluarkan dari cerobong kaca yang menggumpal ke atas tidak bisa dihindari.4. Senter jadul

Memang sih, senter masih digunakan hingga sekarang meski jarang terlihat. Senter jaman dulu biasanya terbuat dari bahan selain plastik dengan beberapa batere sebagai tenaga listrik yang akan mengeluarkan cahaya. Di ujung depan senter terdapat sebuah lampu kecil yang dilindungi dengan kaca di depannya.

Cara memakai senter cukup ditekan tombol on-off dan untuk memperbesar atau memperkecil jangkauan cahaya, cukup dengan memutar ujung kepala senter yang bisa diputar ke kiri dan ke kanan. Senter biasanya digunakan tenaga keamanan untuk menjaga keamanan kampung dari maling.5. Obor atau suluh

Obor biasanya dibuat dari batang bambu yang dipotong lebih dari satu ruas. Di dalamnya berisi minyak tanah dan sebagai sumbu yang berfungsi sebagai resapan digunakan kain atau sabut kelapa. Obor biasa digunakan saat malam tiba ketika sedang bepergian ke suatu tempat. Penggunaan obor pun biasanya digunakan secara beramai-ramai pada acara-acara tertentu atau mencari ikan di malam hari.

Remaja zaman now sih hidup di jaman serba mudah sehingga tidak perlu susah-susah membuat alat-alat penerangan sebagai pengganti lampu seperti jaman dulu. Jadi, jangan mau kalah melakukan inovasi dan kreasi dengan orang-orang jaman dulu ya? Jika mereka bisa, mengapa kamu tidak bisa?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Jenis Alat Muzik Tradisional Orang Melayu

Adat dan budaya masyarakat Melayu mempunyai unsur-unsur kesenian yang sangat tinggi nilainya. Ini dapat dinilai berdasarkan kepada warisan instrumen-instumen muzik yang diperturunkan pada masyarakat Melayu kita. Walaupun peralatan-peralatan tradisional ini dilihat hanya digunakan ketika upacara-upacara rasmi seperti majlis perkahwinan, persandingan atau upacara melibatkan Raja-Raja; tidak dapat dinafikan melodi dan nada yang terhasil unik serta tidak mempunyai taranya dalam dunia muzik moden. Tahukah anda tentang beberapa jenis instrumen muzik tradisional masyarakat Melayu yang popular serta sejarahnya? Jom kita tengok.Kategori alat muzik masyarakat Melayu Dalam kajian untuk mengkelaskan peralatan-peralatan ini, kita perlulah terlebih dahulu mengetahui pengkhususannya. Semua perlatan muzik tradisional Melayu boleh dibahagikan kepada empat kumpulan; Mewakili instrumen yang memerlukan pemainnya meniup angin ke dalamnya, seperti serunai, pinai atau seruling. Instrumen membranophone p...

Rebana (Alat Muzik Tradisional Melayu)

Rebana ialah alat muzik jenis genderang dan dikategorikan sebagai alat muzik membranofon. Alat muzik ini terdiri daripada satu bingkai berbentuk bulat, separa kon seperti cawan atau mangkuk dan mempunyai saiz ketebalan dan diamater yang berbeza. Bingkai rebana diperbuat daripada kayu nangka, kelapa, sena atau merbau dan kebiasaanya, kayu nangka menjadi pilihan utama kerana kayu tersebut lebih berkualiti. Rebana mempunyai satu permukaan kulit gendang dan kulit tersebut adalah kulit lembu atau kambing. Kulit gendang ini dikenali sebagai belulang (kulit haiwan yang kering). Belulang ini diikat dan diregang dengan siratan rotan dan diikat pada bahagian bawah bingkai. Ketegangan belulang dikemaskan dengan pasak-pasak kayu yang diselitkan pada celah-celah rotan antara cincin (rim) dan bawah bingkai (juga dikenali sebagai kaki bingkai). Kualiti bunyi dan nimonik yang dihasilkan oleh sesebuah Rebana bergantung kepada saiz, ketebalan bingkai, jenis kulit dan kayu serta cara paluan tangan. Kebia...

Operasi Gagal Jatuhkan BKH, Menguak Fakta Misterius

  Kasus pengusiran politisi kondang, Benny K. Harman (BKH) di Restoran Mai Cenggo di Jalan Alo Tanis - Labuan Bajo, pada Selasa (24/5/2022) makin panas didiskusikan. Pihak pelapor yang tadinya garang seperti singa, tiba-tiba ketakutan seperti tikus basah. Pada saat pemeriksaan di kepolisian, kursi yang diduduki pelapor terlihat basah. Belum dipastikan apakah itu air kencing atau keringat. Penyebabnya karena konspirasi mereka untuk tumbangkan BKH mulai terendus aparat. Kepolisian menunjukkan pasal-pasal dalam undang-undang ITE yang bisa menjerat pelaku. Betapa paniknya mereka ketika kepolisian memperlihatkan pasal-pasal tentang ancaman hukuman akibat kejahatan tersebut. Ancamannya empat sampai tujuh tahun penjara!   Kebayang kan kalau orang-orang seperti ibu Kiki harus mendekam 4-7 tahun di penjara? Kok kasus ini cepat skali ditangani! Apakah Polisi bertindak professional? Tampaknya tidak sepenuhnya profesional. Sebagian bekerja di bawah tekanan, karena pengacara Restoran M...