![]() |
| Foto : Setkab |
Presiden Jokowi pada Kamis (18/5) sore menerima delegasi Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) yang dipimpin oleh Menteri Energi Suhail Mohammed Faraj Al Mazrouei, di Istana Merdeka, Jakarta,
Pada pertemuan tersebut dibahas potensi peningkatan kerja sama di bidang energi hingga lima miliar dollar AS. Presiden Jokowi menilai, delegasi Pemerintah UEA datang pada saat yang tepat, saat pasar energi dunia mengalami transformasi, dan semakin sedikit minyak dan gas dari Timur Tengah yang dikirim ke Amerika Serikat (AS), dan mungkin akan lebih banyak lagi minyak dan gas Timur Tengah akan dikirim ke ngara-negara Asia.
“Tentu saja perubahan energi terbarukan telah ditemukan dan berkelanjutan,'' kata Presiden Jokowi dikutip dari laman Setkab.
Sementara itu Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dalam keterangan pers usai mendampingi Presiden Jokowi mengatakan, dalam pertemuan tersebut Menteri Energi UEA Suhail Mohammed Faraj Al Mazrouei menyampaikan keinginannya untuk berinvestasi di Indonesia yang sekarang ini hanya pada level kurang dari 2 miliar dollar AS, ada potensi untuk ditingkatkan tiga kali lipat sekitar 5 miliar dollar AS.
Menteri Energi UEA, juga menyampaikan permintaan kepada Indonesia untuk memberikan insentif pajak sehingga dapat memangkas perpajakan ganda dalam kerja sama bilateral tersebut. Selain itu, mereka menyampakan keinginan dari Masdar, perusahaan dari UAE untuk berinvestasi di energi terbarukan, termasuk dalam hal ini adalah PLTS, pembangkit listrik tenaga surya.
Sementara itu untuk kerjasama selain energi menurut Arcandra Tahar, Indonesia-UEA juga membahas tentang potensi kerja sama infrastruktur pelabuhan, yang akan dilakukan oleh Dubai Port World dengan PT Pelindo I dan Pelindo III.

Komentar
Posting Komentar