![]() |
| Foto : Biro Pers Setpres |
Presiden Jokowi pada Minggu (14/5) sore melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping di East Hall, Great Hall of the People, Beijing, Tiongkok.
"Merupakan kehormatan bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam Belt and Road Forum for International Cooperation," kata Presiden Jokowi dikutip dari laman resmi Kantor Staf Presiden.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengatakan ingin memanfaatkan Konferensi Tingkat Tinggi Belt and Road Forum untuk menciptakan momentum segar terutama untuk kerja sama RRT-Indonesia dalam rangka one belt one road.
Menurut Kepala Negara, Belt and Road akan lebih memperkokoh hubungan ekonomi antar kedua negara, terutama untuk Indonesia yang saat ini memiliki fokus pada pembangunan infrastruktur, konektivitas dan poros maritim.
Inisiatif belt and road ini berawal dari konsep "maritime silkroad" yang disampaikan Presiden Xi pada tahun 2013 di Indonesia, hal tersebut dikatakan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kepada jurnalis usai acara pertemuan tersebut.
Menurut Menlu, pada pertemuan tersebut Presiden Jokowi mengatakan bahwa, beberapa proyek kemungkinan dapat dikerjasamakan dalam konteks inisiatif belt and road ini. Namun Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia terbuka bekerjasama dengan pihak manapun dengan prinsip-prinsip yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi rakyat, serta mengutamakan kerjasama yang sifatnya Public Private Partnership. Selain itu, kerjasama di bidang kelapa sawit juga dibahas dalam pertemuan kedua kepala negara.
Bahas Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Pada pertemuan tersebut kedua kepala negara menyaksikan penandatanganan dokumen kerjasama yaitu implementasi kemitraan komprehensif strategis Indonesia-Tiongkok pada 2017-2021. Penandatanganan itu dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan Menlu RRT Wang Yi.
Selain itu, penandatanganan dokumen kerjasama kedua yaitu Kerjasama Ekonomi dan Teknik Tiongkok-Indonesia yang ditandatangani oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro dengan Menteri Perdagangan Tiongkok Zhong Shan.
Kemudian kerja sama yang ketiga yaitu fasilitasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditandatangani oleh Direktur Utama PT KCIC Hanggoro dengan Direktur Utama Bank Pembangunan Nasional Tiongkok Hu Huaibang dengan nilai komitmen kerjasama sebesar USD4,498 miliar.

Komentar
Posting Komentar