Pada kesempatan tersebut Presiden menyampaikan kekesalannya, saat perubahan dunia sangat cepat sekali. Sementara kita masih berkutat dengan hal-hal yang tidak produktif, urusan demo, fitnah, hujat-menghujat, dan kabar-kabar bohong. “Apakah ini mau diteruskan?” kata Presiden, dikutip dari laman Setkab.
Selain itu Presiden juga menyebutkan, seputar urusan nelayan, masalah cantrang yang tidak rampung-rampung, urusan petani, masalah pupuk, bibit, dan irigasi juga belum rampung-rampung. “Harusnya kita sudah membawa mereka, nelayan kita bawa off shore, aqua culture, misalnya. Petani dibawa kepada mekanisasi yang modern, teknologi yang modern,” kata Presiden
Menurut Kepala Negara, kita harus membangkitkan disiplin nasional. Kita harus mengubah etos kerja nasional dan mindset kita, kalau tidak mau ditinggal oleh negara lain. “Saya sudah gregetan betul dengan masalah-masalah yang tidak produktif itu,” tegas Presiden.
Presiden juga menjelaskan kalau dulu banyak yang belajar kepada Indonesia, misalnya Malaysia dimana dulu kita mengirim guru ke sana.
“Sekarang kita sudah kalah,” kata Presiden. Presiden Jokowi juga menjelaskan kalau, dulu jalan tol Jagorawi menjadi contoh negara-negara yang lain. Tapi selama 40 tahun kita hanya bisa membangun 780 km. Sementara di Cina, yang dulu belajar kepada kita sudah 280 ribu kilometer.

Komentar
Posting Komentar